Tersebutlah
sebuah kisah seorang Perempuan Tua yang tak pernah berhenti berharap
datangnya Syafaat Rasulullah saw. Perempuan tua dari kampung itu bukan
saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga
menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal
dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran
spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat
bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua
alam selain Rasulullah saw?
Insya Allah, Kisahnya akan Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Di
sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia
menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai
jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid,
dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar
masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan
dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar
dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.Tentu saja agak lama ia
membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di
siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.